National
Institute of Health (NIH)menyebutkan,
kesemutan dan kram kaki mungkin bisa menjadi tanda adanya sebuah kondisi medis
yang serius. Jika perubahan kebiasaan dan usaha penurunan berat badan tidak
mampu meredakan sensasi tersebut, mungkin Anda perlu bertemu dengan dokter
untuk mencari penyebab lain dan pengobatan yang sesuai.
Duduk dalam satu posisi yang terlalu lama dapat menyebabkan kesemutan di kaki. Seringkali, hanya dengan mengubah posisi atau berjalan-jalan akan meringankan gejala ini. Kesemutan pada kaki dapat berasal dari banyak penyebab, termasuk penyakit, diet, dan faktor lingkungan.
1. Sirkulasi
Neuropati Diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes dengan gejala rasa kebas atau baal pada kaki atau tungkai yang dapat menyebabkan kesemutan dan kram pada kaki. Keluhan ini disebabkan adanya kerusakan pada sistem saraf perifer karena kadar gula darah yang tidak terkontrol. Penyakit dan infeksi yang menyebabkan peradangan pembuluh darah (disebut vasculitis) memicu pembentukan jaringan parut di pembuluh darah, mengganggu sirkulasi dan menyebabkan kesemutan dan kram pada otot-otot ekstremitas bawah.
2. Rheumaotid arthritis
Menurut Merck Medical Library, rheumatoid arthritis dari pergelangan kaki dapat menyebabkan tarsal tuneel syndrome. Tekanan dari dekatnya pembengkakan akan memicu kesemutan di kaki. Usahakan agar kaki Anda tetap terangkat ke atas untuk meringankan gejala. Tetapi pada beberapa kasus kronis, dokter mungkin akan menyarankan operasi.
3. Cedera
Kesemutan dan kram akibat trauma kompresi saraf dapat terjadi setelah seseorang mengalami kecelakaan cedera tulang belakang atau patah kaki. Bekas luka di sekitar saraf dan arthritis pada tulang belakang atau kaki dapat memicu sensasi abnormal dan kejang otot setahun kemudian.
4. Nutrisi
Kalsium merupakan jenis mineral penting yang dibutuhkan untuk kontraksi otot dan transmisi syaraf. Kekurangan kalsium bisa menyebabkan kram otot dan kesemutan, tetapi mungkin juga menandakan masalah gagal ginjal, kekurangan vitamin D dan hipoparatiroidisme (penurunan fungsi kelenjar paratiroid).
5. Hormon
Gangguan pada tingkat hormon dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan ankle(pergelangan kaki), yang memicu tekanan pada saraf. Pembengkakan juga mengganggu aliran darah ke otot, yang menyebabkan kram dari penumpukan asam laktat dan buruknya oksigenasi.
Sumber :
health.kompas.com
10507276.blog.unikom.ac.id
Editor : N
»» Baca Selengkapnya...
Duduk dalam satu posisi yang terlalu lama dapat menyebabkan kesemutan di kaki. Seringkali, hanya dengan mengubah posisi atau berjalan-jalan akan meringankan gejala ini. Kesemutan pada kaki dapat berasal dari banyak penyebab, termasuk penyakit, diet, dan faktor lingkungan.
Untuk
mengetahui lebih jauh apa saja yang dapat memicu kram dan kesemutan, berikut
adalah ulasannya :
1. Sirkulasi
Neuropati Diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes dengan gejala rasa kebas atau baal pada kaki atau tungkai yang dapat menyebabkan kesemutan dan kram pada kaki. Keluhan ini disebabkan adanya kerusakan pada sistem saraf perifer karena kadar gula darah yang tidak terkontrol. Penyakit dan infeksi yang menyebabkan peradangan pembuluh darah (disebut vasculitis) memicu pembentukan jaringan parut di pembuluh darah, mengganggu sirkulasi dan menyebabkan kesemutan dan kram pada otot-otot ekstremitas bawah.
2. Rheumaotid arthritis
Menurut Merck Medical Library, rheumatoid arthritis dari pergelangan kaki dapat menyebabkan tarsal tuneel syndrome. Tekanan dari dekatnya pembengkakan akan memicu kesemutan di kaki. Usahakan agar kaki Anda tetap terangkat ke atas untuk meringankan gejala. Tetapi pada beberapa kasus kronis, dokter mungkin akan menyarankan operasi.
3. Cedera
Kesemutan dan kram akibat trauma kompresi saraf dapat terjadi setelah seseorang mengalami kecelakaan cedera tulang belakang atau patah kaki. Bekas luka di sekitar saraf dan arthritis pada tulang belakang atau kaki dapat memicu sensasi abnormal dan kejang otot setahun kemudian.
4. Nutrisi
Kalsium merupakan jenis mineral penting yang dibutuhkan untuk kontraksi otot dan transmisi syaraf. Kekurangan kalsium bisa menyebabkan kram otot dan kesemutan, tetapi mungkin juga menandakan masalah gagal ginjal, kekurangan vitamin D dan hipoparatiroidisme (penurunan fungsi kelenjar paratiroid).
5. Hormon
Gangguan pada tingkat hormon dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan ankle(pergelangan kaki), yang memicu tekanan pada saraf. Pembengkakan juga mengganggu aliran darah ke otot, yang menyebabkan kram dari penumpukan asam laktat dan buruknya oksigenasi.
Penyakit yang Ditandai
Kesemutan
Kebanyakan orang
pernah mengalami kesemutan kala duduk bersila terlalu lama atau tertidur dengan
tangan tertindih kepala. Kondisi ini juga terjadi saat tekanan itu berlanjut
tepat pada saraf. Namun, kesemutan akan hilang bila tekanan sudah tidak ada
lagi. Kesemutan juga bisa menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti
diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada
pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah. Ada kalanya pada mereka yang belum
diketahui mengidap diabetes, kesemutan dapat menjadi gejala awal diketahuinya
diabetes. Paresthesia atau kesemutan kronis sering merupakan simtom
dari penyakit neurologis atau trauma kerusakan saraf. Penyebabnya adalah
gangguan yang memengaruhi sistem saraf pusat seperti stroke dan stroke mini,
multiple sklerosis, mielitis transversa, dan ensefalitis.
Tumor maupun lesi
vaskular yang menekan otak atau sumsum tulang juga bisa menimbulkan
paresthesia. Sindrom saraf seperti sindrom saluran carpal (CTS) bisa merusak
saraf perifer dan menyebabkan paresthesia diiringi rasa nyeri.
Berikut ini sejumlah
penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan.
1. Diabetes melitus
(DM)
Pada pasien DM,
kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang
mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan
mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti
gabapentin, vitamin B1 dan B12.
2. Stroke
Kesemutan dapat jadi
tanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak,
yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Gejala lain yang muncul: rasa
kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara,
pusing, penglihatan ganda dan kabur. Gejala berlangsung beberapa menit atau
kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini
harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.
3. Penyakit jantung
Kesemutan tak hanya
akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya.
Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat
bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak,
sehingga terjadi serebral embolik.
Bila sumbatan di otak
mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan
kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena,
kesemutan akan disertai kelumpuhan.
4. Infeksi tulang
belakang
Ini menyebabkan bagian
tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol
buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan mielitis
(radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung pada
kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang lumpuh.
5. Rematik
Penyakit ini bisa
menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat
sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala
kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.
6. Spasmofilia
(tetani)
Gejala kesemutan juga
bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena
kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan
karbondioksida dalam paru-paru. Gejala lain : kejang pada tungkai, sulit tidur,
emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang
kesadaran.
7. Guillain-barre
syndrome
Kesemutan bisa jadi
salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan
sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas. Kesemutan biasanya terasa
di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus
menyerang sistem saraf tepi. Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan
akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan
lumpuh di seluruh tubuh.
8. Cytomegalovirus
(CMV)
Ada kesemutan yang
didahului flu berat. Kesemutan akan menghebat mulai dari ujung jari, menjalar
hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan,
berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya
cytomegalovirus.
Sumber :
health.kompas.com
10507276.blog.unikom.ac.id
Editor : N